Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan serius mengenai krisis air yang melanda lima negara: Sudan, Yaman, Suriah, Somalia, dan Afghanistan. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pidato di Markas Besar PBB di Jenewa menyebutkan bahwa kekeringan ekstrem, konflik berkepanjangan, dan perubahan iklim menjadi penyebab utama krisis ini.
“Lebih dari 60 juta jiwa terancam kehilangan akses terhadap air bersih. Ini bukan hanya krisis lingkungan, tapi juga ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas global,” ujarnya. PBB menyerukan negara-negara maju untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan dan mendanai proyek pengolahan air bersih di wilayah terdampak. Guterres juga menyoroti pentingnya diplomasi air, yaitu kerja sama lintas negara untuk pengelolaan sumber daya air bersama.
